Penentuan awal dan akhir bulan Ramadan dalam kalender Hijriyah selalu menjadi momen yang dinanti umat Islam di seluruh dunia. Salah satu metode utama yang digunakan adalah melalui rukyatul hilal, yaitu pengamatan visibilitas hilal atau bulan sabit muda setelah Matahari terbenam pada hari ke-29 bulan sebelumnya (dalam hal ini, bulan Syaban menjelang Ramadan, dan Ramadan menjelang Syawal). Namun, bagaimana jika posisi hilal masih berada di bawah ufuk atau sulit terlihat? Hal ini memunculkan kemungkinan bahwa ibadah puasa Ramadan akan berlangsung selama genap 30 hari.
Berdasarkan informasi dari berbagai sumber dan perhitungan astronomis menjelang Ramadan 1446 Hijriyah (2025 Masehi), posisi hilal pada tanggal 29 Syaban (bertepatan dengan tanggal 28 Februari 2025) di berbagai wilayah Indonesia menunjukkan ketinggian yang relatif rendah di atas ufuk. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahkan mencatat ketinggian hilal yang bervariasi di seluruh Nusantara.
Meskipun demikian, Pemerintah Indonesia melalui sidang isbat yang melibatkan berbagai organisasi Islam telah menetapkan bahwa 1 Ramadan 1446 H jatuh pada hari Sabtu, 1 Maret 2025. Keputusan ini diambil berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), yang mempertimbangkan ketinggian hilal dan elongasi (jarak sudut antara Bulan dan Matahari).
Kini, menjelang berakhirnya bulan Ramadan, perhatian kembali tertuju pada posisi hilal untuk menentukan tanggal 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri. Jika pada tanggal 29 Ramadan (yang diperkirakan jatuh pada tanggal 29 Maret 2025), hilal tidak terlihat karena masih berada di bawah ufuk atau tertutup awan, maka sesuai dengan kaidah dalam Islam, bulan Ramadan akan digenapkan menjadi 30 hari.
Hal ini berarti, jika hilal tidak berhasil dirukyat pada tanggal 29 Maret, maka umat Islam akan melanjutkan ibadah puasa pada tanggal 30 Ramadan, dan Hari Raya Idul Fitri kemungkinan besar akan jatuh pada tanggal berikutnya. Keputusan resmi mengenai penetapan 1 Syawal akan diumumkan oleh pemerintah melalui sidang isbat yang akan dilaksanakan menjelang akhir bulan Ramadan.
Penting bagi umat Islam untuk tetap tenang dan menunggu pengumuman resmi dari pihak berwenang terkait penetapan 1 Syawal 1446 Hijriyah. Meskipun perhitungan astronomis dapat memberikan gambaran awal, hasil rukyatul hilal secara langsung tetap menjadi acuan utama dalam penentuan awal bulan dalam kalender Hijriyah. Dengan demikian, umat Islam diharapkan dapat mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin, baik untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri jika hilal terlihat, maupun untuk melanjutkan ibadah puasa jika bulan Ramadan digenapkan menjadi 30 hari.