Namun, karena tidak ada bayi lain yang tersisa, dan atas desakan suaminya, Al-Harits bin Abdul Uzza, Halimah akhirnya menerima Muhammad.
Berkah yang Melimpah
Keputusan Halimah untuk menyusui Muhammad ternyata membawa berkah yang luar biasa bagi dirinya dan keluarganya.
Dalam banyak riwayat diceritakan bahwa sejak Muhammad berada di bawah asuhannya, kehidupan Halimah dan keluarganya menjadi jauh lebih baik dan penuh keberkahan.
Ternak mereka menjadi gemuk dan menghasilkan banyak susu, tanah mereka yang semula tandus menjadi subur.
Hal ini diyakini sebagai salah satu tanda kenabian Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sejak usia dini.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mempersiapkan seorang wanita mulia untuk menjadi ibu susu bagi Nabi-Nya, memberikan kasih sayang dan perawatan di masa kecil beliau.
Hubungan yang Erat
Meskipun tumbuh besar di lingkungan Bani Sa’ad, Nabi Muhammad tetap menjalin hubungan yang sangat baik dengan ibu kandungnya, Sayyidah Aminah.
Beliau juga sangat menghormati dan mencintai Halimah As-Sa’diyah layaknya ibu kandungnya sendiri.
Bahkan setelah menjadi seorang Rasul, beliau selalu mengingat kebaikan Halimah dan keluarganya.
Ketika Halimah datang mengunjungi beliau di Madinah setelah Islam datang, Nabi Muhammad menyambutnya dengan penuh suka cita dan penghormatan.
Kisah Nabi Muhammad yang disusui oleh Halimah As-Sa’diyah bukan hanya sekadar tradisi, namun juga menyimpan hikmah dan pelajaran yang mendalam.
Ini menunjukkan bagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengatur setiap detail kehidupan Nabi-Nya, termasuk memilihkan ibu susu yang penuh kasih sayang dan membawa keberkahan bagi kehidupannya.
Selain itu, kisah ini juga mengajarkan tentang pentingnya menghormati orang tua, baik ibu kandung maupun ibu susu, serta bagaimana kebaikan akan selalu berbalas dengan kebaikan. ***