Gagal ginjal dapat menyebabkan perubahan warna pada kulit. Beberapa perubahan yang mungkin terjadi meliputi:
- Kulit Pucat (Pallor): Anemia sering terjadi pada penderita gagal ginjal karena ginjal menghasilkan hormon eritropoietin yang merangsang produksi sel darah merah. Kekurangan sel darah merah dapat menyebabkan kulit terlihat pucat.
- Warna Kulit Kekuningan: Penumpukan produk limbah dalam darah (uremia) dapat memberikan warna kekuningan pada kulit.
- Hiperpigmentasi: Beberapa orang dengan gagal ginjal mungkin mengalami penggelapan warna kulit di area tertentu.
4. Perubahan pada Kuku:
Kuku juga dapat menunjukkan tanda-tanda gagal ginjal. Beberapa perubahan yang mungkin terjadi antara lain:
- Kuku Half-and-Half Nails (Kuku Lindsay): Kondisi ini ditandai dengan bagian bawah kuku yang berwarna putih atau pucat, sementara bagian atasnya berwarna cokelat atau merah muda.
- Garis-garis pada Kuku (Beau’s Lines): Garis horizontal yang dalam pada permukaan kuku bisa menjadi indikasi berbagai kondisi medis, termasuk gagal ginjal.
- Kuku Menjadi Lebih Tipis dan Mudah Patah.
5. Memar dan Perdarahan:
Penderita gagal ginjal mungkin lebih mudah mengalami memar atau perdarahan ringan.
Hal ini disebabkan oleh masalah pada fungsi trombosit (sel pembeku darah) akibat penumpukan racun dalam darah.
6. Uremic Frost:
Pada kasus yang sangat parah dan jarang terjadi, terutama sebelum dimulainya dialisis, urea dalam darah dapat dikeluarkan melalui keringat.
Ketika keringat menguap, urea akan mengkristal di permukaan kulit, membentuk lapisan putih seperti bubuk halus yang disebut uremic frost.
Ini merupakan tanda azotemia berat (penumpukan limbah nitrogen dalam darah) dan biasanya disertai dengan kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) yang sangat tinggi (>200 mg/dl).
7. Ruam dan Benjolan:
Beberapa kondisi kulit spesifik dapat dikaitkan dengan penyakit ginjal, seperti:
