KOTAMOBAGU — Angin kencang isu jalan amblas di dekat Jembatan Mo’ayat menerpa Desa Bungko, namun kali ini bukan hanya soal aspal yang retak, melainkan juga reputasi sang kepala desa!
Aminulah Paputungan, Sangadi (Kepala Desa) Bungko yang dikenal tegas, dibuat naik pitam oleh ulah sebuah media daring.
Bagaimana tidak? Media tersebut memberitakan seolah-olah Sangadi menuding PT SMA sebagai satu-satunya biang keladi ambruknya jalan, sebuah pernyataan yang keras dibantah oleh sang kepala desa.
Kini, aroma pertikaian tercium semakin kuat, dan bukan tidak mungkin, kasus ini akan berlanjut ke meja hijau!
“Fitnah kejam! Mereka mencatut nama saya tanpa konfirmasi!
Seolah-olah saya ini hakim yang langsung menjatuhkan vonis kepada PT SMA,” ujar Aminulah Paputungan dengan nada berapi-api, pada Kamis (22/5/2025).
Kemarahannya tak terbendung, merasa martabatnya dan nama baik seluruh warga Bungko telah diinjak-injak oleh pemberitaan yang tidak bertanggung jawab itu.
Menurut investigasi, Sangadi Aminulah Paputungan tidak pernah memberikan keterangan kepada media lain, terkait dugaan peran armada berat PT SMA yang melintas melebihi tonase sebagai salah satu faktor penyebab kerusakan jalan.
Ia tidak pernah menuding perusahaan tersebut sebagai satu-satunya “aktor intelektual” di balik insiden ini, apalagi seperti diberitakan media yang kini membuatnya geram bukan kepalang.
“Saya sudah instruksikan tim hukum saya untuk mempelajari kasus ini. Jangan main-main dengan nama baik saya dan Desa Bungko! Kalau perlu, kita bertemu di pengadilan!” tegasnya dengan sorot mata yang menunjukkan keseriusan.
Langkah ini jelas bukan gertak sambal, melainkan sinyal kuat bahwa Sangadi Aminulah Paputungan tidak akan membiarkan fitnah ini terus beredar tanpa konsekuensi.
Sementara itu, masyarakat Bungko ikut meradang atas pemberitaan yang dianggap tendensius dan merugikan nama baik kepala desa mereka.
Isu jalan amblas memang menjadi perhatian utama, dan kini ditambah lagi dengan polemik antara sang pemimpin desa dan media. ***