Rangkasbitung, Banten – Di tengah hiruk pikuk pasar tradisional Rangkasbitung, pemandangan menarik tersaji kala musim panen mangga tiba.
Lapak-lapak sederhana mendadak bermetamorfosis menjadi ‘istanah’ buah berwarna kuning keemasan, menebarkan aroma manis yang menggoda.
Di antara tumpukan mangga yang menggunung, seorang pria paruh baya bernama Mamun (55) terlihat sibuk melayani pembeli yang datang silih berganti.
Siapa sangka, di balik kesederhanaannya, Mamun menjelma menjadi ‘juragan mangga dadakan’ dengan omzet harian yang fantastis, mencapai angka Rp 10 juta!
Setiap kali musim mangga tiba di kampung halamannya di Indramayu, Mamun tak pernah melewatkan kesempatan emas ini.
Baginya, Rangkasbitung adalah ‘ladang rezeki’ yang selalu ramai pembeli.
Dengan senyum ramahnya, ia menjajakan berbagai jenis mangga segar, mulai dari mangga harum manis hinggaIndramayu yang menjadi primadona.
“Alhamdulillah, kalau lagi musim begini, rezeki memang manis seperti mangga ini,” ujar Mamun sambil tertawa. “Dalam sehari, kadang bisa dapat Rp 8 juta, bahkan sampai Rp 10 juta. Lumayanlah buat menyambung hidup dan persiapan menyambut hari raya.”
Kisah sukses Mamun ini bukan tanpa alasan.
Selain kualitas mangga yang selalu свежее dan pilihan yang beragam, ia juga piawai dalam menarik perhatian pembeli.
Lokasi lapaknya yang strategis di pusat keramaian pasar, ditambah dengan harga yang bersaing, membuat banyak orang tak ragu untuk memborong mangganya.
Fenomena pedagang mangga musiman seperti Mamun ini menjadi bukti bahwa rezeki bisa datang dari mana saja, asalkan ada kemauan dan strategi yang tepat.
Di tengah persaingan ekonomi yang semakin ketat, kisah Mamun memberikan inspirasi bahwa dengan memanfaatkan potensi daerah dan kerja keras, siapa pun bisa meraih kesuksesan. ***
