JAKARTA, Oktober 2025 – Pemerintah Indonesia tengah mematangkan rencana pembukaan rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2026.
Meski pemerintah menerapkan kebijakan zero growth (pertumbuhan nol) untuk menjaga jumlah aparatur sipil negara (ASN) tetap ideal, antusiasme masyarakat dipastikan tetap tinggi.
Pasalnya, formasi yang dibuka tetap strategis dan menjadi rebutan ribuan pelamar.
Berdasarkan analisis kebutuhan nasional dan tren penerimaan sebelumnya, setidaknya ada lima formasi CPNS 2026 yang diprediksi akan menjadi incaran utama.
Kelima formasi ini tidak hanya menawarkan stabilitas karier, tetapi juga peran penting dalam pembangunan nasional, terutama di era digitalisasi dan pemerataan layanan publik.
1. Tenaga Kesehatan (Medis dan Paramedis)
Formasi ini selalu menjadi primadona di setiap rekrutmen CPNS.
Pada 2026, kebutuhan tenaga medis diprediksi meningkat drastis seiring dengan upaya pemerintah memperkuat sistem kesehatan nasional.
Posisi yang dibutuhkan: Dokter, perawat, bidan, apoteker, tenaga gizi, dan sanitarian.
Alasan diminati: Krisis tenaga kesehatan di daerah terpencil serta program universal health coverage mendorong pemerintah untuk terus merekrut di sektor ini.
Peluang lolos: Cukup terbuka, terutama untuk pelamar yang bersedia ditempatkan di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar). Namun, persaingan di kota besar akan sangat ketat.
2. Guru dan Tenaga Pendidikan
Profesi guru tetap menjadi magnet utama dalam seleksi ASN.
Pemerintah terus berkomitmen menghadirkan pemerataan tenaga pendidik, terutama di daerah dengan kekurangan guru.
Posisi yang dibutuhkan: Guru PAUD, SD, SMP, SMA, khususnya mata pelajaran eksakta seperti Matematika, IPA, dan Bahasa Inggris.
Alasan diminati: Stabilitas karier, tunjangan profesi, serta panggilan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Peluang lolos: Sangat terbuka bagi pelamar dengan latar belakang pendidikan keguruan dan bersedia mengabdi di daerah terpencil. Persaingan di kota-kota besar akan tetap tinggi.
3. Tenaga Teknis (Teknologi Informasi dan Analis Kebijakan)
Transformasi digital di sektor pemerintahan mendorong kebutuhan besar akan tenaga ahli di bidang teknologi informasi (TI) dan analisis kebijakan.
Posisi yang dibutuhkan: Pranata komputer, analis data, pengembang sistem informasi, analis kebijakan, dan pelayanan publik.
Alasan diminati: Era digitalisasi pemerintahan (e-government) membutuhkan banyak SDM yang mampu mengelola teknologi dan menganalisis kebijakan berbasis data.
